Terus kalo dia Gay, kenapa ?

Tanpa tedeng aling-aling, semalam teman saya Ahmad Yolandi menanyakan hal yang absurd tapi juga menarik, “Kenapa seseorang bisa jadi gay?”

Ada yg bisa menjawab ?

Dalam pandangan gue, menjadi gay rasanya bukan pilihan. Nalarnya adalah ketika disuruh milih jadi normal atau tidak normal tentu saja kita memilih menjadi normal. Jadi saya rasa ini adalah semacam garis hidup, atau sebagian memanggilnya dengan nama takdir.
Saya tertarik dengan pernyataan ndigun di postingan blognya bahwa kenapa dia menjadi gay adalah dia tidak mau dipaksa melakukan hal yang tidak bisa dia nikmati (berhubungan dengan perempuan, misalnya). Alasan yg bagi saya tentu saja sangat bisa dimaklumi.

Saya tau beberapa orang yg gay karena mereka memang mengakui itu secara terbuka. Sebut saja Ndigun, Neill patrick Harris, Adam Lambert, Sir Ian Mckalley hingga yang baru-baru ini come out, Tom Daley ( Atlet lompat indah UK) dan Tomas Hietzpelger ( Mantan pemain timnas Jerman)

Tentu saja keputusan mengakui kepada publik adalah hal yang berat, sekaligus berani. Mereka mengagumkan, karena berani akan resiko dijauhi dan berani mengakui dirinya secara utuh.

Saya tau, hal-hal semacam ini adalah hal yg tabu dibicarakan di negara kita ini. Masyarakat kita lebih menyukai koruptor ketimbang peduli terhadap kaum homoseksual.

Saya menulis ini bukan karena saya mendukung pelegalan homoseksual, hanya saja saya bicara sebagai manusia dan teman, agar jangan ada lagi diskriminasi. Sudah cukup lah penyiksaan secara kekerasan. Urusan dosa biar mereka yang berbisnis dengan Tuhan.

Kalau mereka yg kalian anggap “sakit” ini ternyata lebih punya andil dan karya dibanding kalian, kalian gak malu kerjaanya cuma nyinyirin mereka ?

Stop. Jangan bodoh. Kita bukan Farhat Abas !

PS : For who think me is a Gay, no problem. You just have to learn to be a better man, dude.